makalah ISLAM ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI



KATA PENGANTAR



Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada semester dua ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada pembawa risalah Allah,yakni Nabi Muhammad saw.
            Makalah ini merupakan pemenuhan dari salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam, Namun makalah ini juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengetahui dan mendalami ISLAM ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI
            Makalah ini diharapkan dapat memberikan solusi berdasarkan wawasan keislaman kepada pembaca khususnya dari kalangan mahasiswa karena kajian yang dibahas berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam yang lagi jaya pada saat-saat ini. Makalah ini membekali pencerahan spiritual dan intelektual  yang dikemas dengan bahasa yang mudah dipahamai.
            Sebagai akhir dari pengantar ini, kami mengucpkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu kelancaran dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah  ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalh ini lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
Probolinggo,4 September 2013
                                                                                                           Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................... I
DAFTAR ISI................................................................................... II........            
BAB I  Pendahulu............................................................................. III
A.    Latar Belakang.................................................................... III
B.    Rumusan Masalah................................................................ IV
C.    Tujuan................................................................................... IV
D.     Manfaat................................................................................. IV........
BAB II Pembahasan.......................................................................... 1
A.  Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia sebagai Titik Tolak Memahami Asal Mula Pancasila……………………………………………………..1
B.     Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ilmu Pengetahuan…1
C.     Masalah Sejarah Kontemporer di Indonesisa……………………..2
BAB III Penutup.............................................................................. 15
Kesimpulan                                                                                            ........ 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 17

BAB I

 PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Dalam mejalani hidup, manusia memerlukan agama sebagai pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupannya agar selalu berada di jalan yang benar. Agama tidak skedar dijadikan sebagai identitas belaka, melainkan benar-benar difungsikan dalam kehidupan sehari-hari agar kehidupan manusia terbimbing dan terarah. Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di orientasikan sebagai sarana ibadah pengabdian muslim kepada Alla swt., dan melaksanakan amanat khalifatullah dimuka bumi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.
Di sinilah, peran agama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal.
 

 B.     RUMUSAN MASALAH

1.       Apa perbedaan antara konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam?

2.       Bagaimana islam dan ilmu pengetahuan?

3.       Bagaimana teknologi dalam islam?
4.       Bagaimana arah pengembangan iptek dalam islam?
5.       Bagaimana berperilaku  islami  dalam menghadapi kemajuan iptek?
C.     TUJUAN
1.       Diharapkan dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam.
2.       Diharapkan dapat mengetahui islam dan ilmu pengetahuan.
3.       Diharapkan dapat mengetahui teknologi dalam islam.
4.       Diharapkan dapat mengetahui arah pengembangan iptek dalam islam.
5.       Diharapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek.
D.    MANFAAT
Bagi pembaca :
1.     Dapat  menjadi tuntunan dalam memanfaatkan iptek dengan sebaik mungkin.
2.     Dapat menjawab tantangan zaman melalui perkembangan iptek secara islami.
3.     Dapat berprilaku sesuai kaidah islam dalam menghadapi kemajuan iptek.
4.     Dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam.
Bagi penulis :
1.     Memberikan wawasan baru tentang perkembangan iptek  secara islami.
2.     Mendapatkan  informasi tentang kemajuan iptek dalam islam.
3.     Dapat memberikan solusi bagaimana mengatasi perkembangan iptek secara islami
4.     Dapat mengetahui arah pengembangan kemajuan iptek secara islami.
 



BAB II
PEMBAHASAN
Islam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
v Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam
Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan peradaban modern. Iptek terdiri dari dua hal yaitu ilmu pengetahuan dan tekonologi, dua hal yang memiliki arti dan peranan masing-masing dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah muncul sejak manusia lahir, hal ini dikarenakan manusia diberi akal dan kemampuan berfikir dari Allah swt. Ilmu pengetahuan dapat didefinisiikan sebagai segala hal yang diketahui manusia dengan pancaindra dan intuisi [1]serta sudah diproses sedemikian rupa sehingga objektif dan kebenarannya dapat diuji secara ilmiah. Teknologi, dilain pihak merupakan salah satu produk dari ilmu pengetahuan yang berwujud maupun berupa bentuk. Konsep umum dari munculnya ilmu pengetahuan dan teknologi awal mulanya adalah untuk memudahkan kehidupan manusia dan untuk menjelaskan fenonema[2] alam yang tadinya tidak dapat dijelaskan sehingga manusia memiliki tingkat pemahaman yang lebih maju sekaligus kompleks[3] mengenai alam semesta. Terlepas dari tujuan dan konsep awal, implementasi[4] dari ilmu pengetahuan dan teknologi berada di tangan manusia dan mampu memiliki dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Sebagai faktor pembentuk budaya masyarakat, iptek memiliki andil atas fenomena yang kita jumpai saat ini.
Dalam Islam pun diajarkan untuk menuntut ilmu yang konteks[5] positif maka diwajibkan bagi umatnya untuk mempelajarinya, hal ini juga sebagai wujud syukur akan Allah atas kemampuan akal dan kemampuan berfikir yang diberikan. Selain itu, agama islam juga mewajibkan bagi umatnya untuk mengamalkan ilmu yang mereka peroleh untuk kebaikan di dunia, yang di realisasikan[6] dalam bentuk teknologi serta pengajaran akan ilmu tersebut.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Oleh karena itu ilmu dalam pemikiran islam terbagi menjadi ilmu bersifat abadi dan ilmu bersifat perolehan. Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang disebut dinul-islam [7]yang memiliki 3 unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak. Dalam Q.S. Ibrahim (14) : 24-25
“ (24) Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, (25) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Ini gambaran bahwa antara iman, ilmu, dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh. Iman di identikkan dengan dengan akar pohon yang menopang tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon yang diidentikkan dengan teknologi dan seni. Iptek yang dikembangakan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shalih, bukan kerusakan alam.
v Islam dan Ilmu Pengetahuan
            Sebagai cipataan Allah swt yang paling sempurna, manusia tidak pernah berhenti mangkaji dirinya sendiri sebagai makhluk yang memiliki keunikan. Secara materi manusia berasal dari tanah di bumi, sedangkan secara immateri[8] ia memiliki roh yang berasal dari substansi[9] immateri di alam ghaib. Proses kejadian manusia disebutkan jelas dalam Al-qur’an dan hadits yang telah dibuktikan kebenarannya secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan modern, seperti yang diungkap oleh Maurice Bucaille dalam buku yang diterjemahkan oleh H,M, Rasjidi, “Bibel, Al- Qur’an, dan sains modern”. Ayat-ayat Al-Qur’an mengungkapkan penciptaan manusia antara lain dalam surah Al-Mu’minun ayat 12-14, sebagai berikut:
12. Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
            Dari mana asal kehidupan itu, ilmu pengetahuan belum dapat menjawabnya secara ilmiah tetapi bagi kaum muslimin percaya bahwa hayat (kehidupan) itu berasal dari Tuhan yang telah mengatur sedemikian rupa sehingga tubuh manusia itu memiliki hayat dan dapat berkembang. Jika hayat yang menyebabkan tubuh manusia bisa hidup dan berkembang telah tiada, itulah yang disebut mati dan saat itu roh pun meninggalkan tubuh manusia dan pergi ke alam ghaib yang bersifat immateri.
            Dengan kedua potensi yang ada (akal dan kalbu), manusia terdorong untuk mengfungsikan anugerah itu, yaitu bekerja untuk mengetahui sesuatu. Oleh karena itu, islam menekankan pentingnya mencari ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan derajat seseorang diangkat lebih tinggi, yang demikian, karena dia mau bersyukur atas karunianya tersebut.
            Al-qur’an sendiri diturunkan pertama kali di Gua Hira berhubungan dengan kegiatan mencari pengetahuan, yaitu iqra’ yang berarti membaca, memahami, meneliti, melakukan eksperimen, dan penyelidikan- penyelidikan secara ilmiah, untuk menemukan penemuan-penemuan baru terkait dengan perkembangan dunia nyata. Jadi, membaca berkaitan dengan upaya seseorang dalam mencari pengetahuan dari alam ciptaan Allah swt. Oleh karena itu, Allah swt memberikan kekuatan untuk membaca, yaitu dengan akal pikiran yang dipandu dengan wahyu-Nya.
            “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang mencitakan”. (QS.Al-‘Alaq (96:1)
Ilmu pengetahuan merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima- ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedangkan pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan ilmu, tetapi sering juga diartikan dengan ilmu pengetahuan meskipun secara konseptual[10] mengacu pada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian.
“ Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode – metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala – gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu” (Kamus Besar Indonesia).
            Dari pengertian di atas tampak bahwa ilmu memang mengandung arti pengetahuan, tetapi pengetahaun dengan ciri-ciri khusus, yaitu yang tersusun secara sistematis[11]. Menurut Moh. Hatta (1954: 5), “Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut ilmu”.
v Teknologi dalam Islam
       Teknologi merupakan perkembangan suatu media atau alat yang didapat digunakan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah. Dalam memasuki era industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri (Hamengku Buwono X, 2007). Oleh sebab itu, tepat momentumnya jika kita merenungkan masalah teknologi, menginventarisasi[12] yang kita miliki, memperkirakan apa yang ingin kita capai, dan bagaimana caranya memperoleh yang kita perlukan itu, serta mengamati betapa besar dampaknya terhadap transformasi[13] budaya kita (Hamengku Buwono X, 2007). Sebagian dari kita teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru (Burhanudin Abdullah, 2006). Padahal, kalau kita membaca sejarah, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer [14](Burhanudin Abdullah, 2006). Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri (Burhanudin Abdullah, 2006).
            Al-qur’an telah memberikan gambaran mengenai teknologi melalui kisah-kisah para nabi, misalnya ketika nabi Nuh as disuruh Allah swt membuat bahtera lewat petunjuk dan inspirasi yang diberikannya maka pengetahuan teknis cara membuat kapal Nabi Nuh as menunjukkan teknologi yang mutakhir pada saat tersebut.
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan pertunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS.Hud(11):37).
            Sebenarnya, zaman nabi Nuh as dulu tidaklah seprimitif[15] yang kita semua bayangkan. Pada hakikatnya pengetahuan sains dan teknologi mereka sudah maju pada masa itu. Contohnya dari beberapa hasil temuan di kaki mount Ararat, para pengkaji dan Scientist Rusia telah menemui lebih kurang 500 pesan artifak batu baterai elektrik purba yang digunakan untuk menyalurkan logam. Tentunya temuan tersebut bisa membuktikan bahwa masyarakat zaman nabi Nuah atau Nuh as telah mengenal listrik.
            Mengikut perkiraan para ahli, nabi Nuh as kira-kira memulai membangun bahteranya pada tahun 2465 B.C dan hujan lebat baru turun dan mengguyur bumi selama bertahun-tahun sehingga mengakibatkan munculnya air bah maha dahsyat yang rata-rata dapat mengakhiri sebagian populasi manusia di muka bumi diperkirakan terjadi pada 2345 B.C. Rupa bentuk dari The Great Noah ark  itu sendiri sebenarnya tidak sama dengan bentuk kapal laut masa kini pada umumnya. Menurut para peneliti dan pendaki yang pernah melihat langsung “Noah ark” di puncak Mount Ararat serta beberapa image yang diambil dari pemotretan udara, the great Noah ark memang merupakan sebuah bahtera yang berdimensi sangat besar dan kokoh.
            Kontruksi utamanya tersusun oleh susunan kayu dari spesies pohon purba yang memang sudah tidak bisa ditemui lagi di dunia ini alias sudah punah. Pengukuran objek yang ditandai mempunyai aktitude 7.546 kaki dengan panjang dari bahtera kurang lebih 500 kaki, 83 kaki lebar, 50 kaki tinggi.
.           Belum ada penelitian yang dapat menjelaskan apakah bahan pembuatan bahtera Nuh itu juga tersusun dari komponen logam, seperti besi yang dijadikan sebagai pasak-pasak atau sebagai bahan untuk membuat kerangka dasar badan kapal tersebut, tetapi Al-qur’an mengintrodusir logam besi itu di dalam surat Al-qur’an, bahkan nama besi dijadikan nama Surat di dalamnya yaitu surat Al-Hadid.
“Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (Supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan Rasul-Rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Kuasa ( QS. Al-Hadid (57): 25).
            Ketika akidah islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari Al-qur’an dan al-hadis. Maksudnya adalah konsep iptek harus distandarisasi benar salahnya dengan tolak ukur Al-qur’an dan al-hadis dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996; 12).
            Jika akidah islam dijadikan sebagai landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu asrtonomi, geologi, akronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu atau hadits tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadits yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah swt yang meliputi segala sesuatu (lihat QS.Annisa’(4): 126 dan QS.A.Ath-Tahallaq(65): 12), bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadits tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas (QS.Nuh(71): 16). Bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas), sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut (QS.Fushshilat(41): 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750 ayat dalam Al-qur’an dalam semacam ini (lihat Al-Baghdadi, 2005: 113). Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah swt sehingga meliputi segala sesuatu dan menjadi tolak ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu. Banyak ayat al-qur’an yang mendorong umat manusia untuk memikirkan ciptaan-Nya sebab Allah swt menyuruh demikian, bukan memikirkan Dzat-Nya.
v Arah Pengembangan Iptek dalam Islam
Dengan kemampuan akal, ilmu, dan teknolginya manusia dapat meniru segala kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal udara dan jet dapat terbang ke udara seperti burung. Manusia dapat menembus bumi dengan teknologinya serta menggali segala mineral dan minyak yang terpendam dalam bumi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat islam hendaknya memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman dalam Q.S. Al Bayyinah 5:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”.
Ayat pertama dalam Al-qur’an adalah perintah iqra’bismirabikalladzi khalaq (bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan). Hal ini bermakna ketundukan manusia bukan kepada alam dan segala yang diciptakan, melainkan pada Penguasa Alam. Allama bil qalam ( yang mengajar dengan qalam). Makna qalam terus berkembang sepanjang jalan, mulai dari alat tulis sederhana, sampai arti qalam di abad modern ini, sepeti mesin tik, komputer, mesin percetakan, cetak jarak jauh, internet, dan handphone yang beraneka fungsinya yang terus berkembang. Qalam adalah alat tulis dan alat perekam,sebagai lambing teknologi.
Dalam Islam segala amal perbuatan(manusia muslim) senantiasa di kaitkan dengan keridhaan Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk dikembangkan dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah di tentukan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus-menerus berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, banyak segi kehidupan manusia yang dipermudah berpijak kepada dasar dan motif dalam pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecanggihan teknologi bagi umat muslim tak lain untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah, sehingga dapat di capai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Arah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibutuhkan agar dalam perkembangannya tidak menyimpang dari ketentuan hukum-hukum syarak[16], dan hanya mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia demi kepuasan intelektual[17]. Dalam sistem pendidikan islam, strategi dan arah perkembangan iptek dapat kita lihat dalam kerangka berikut ini:
  1. Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal Allah swt. sebagai Al-Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam berbagai fenomena yang diamati, dan mengangungkan Allah swt, serta mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah diberikan-Nya.
  2. Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut kepada Allah swt. Semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap siapapun juga tanpa pandang bulu.
  3. Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan kausalitas, dan tujuan alam semesta.
  4. Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah kepada Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan segala hal yang terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat manusia.
  5. Ilmu dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam rangka menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu sendiri.
  6. Dengan demikian, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang sangat penting, terutama untuk menciptakan SDM (Human Resources) yang handal dan sekaligus memiliki komitmen yang tinggi dengan nilai keagamaannya.
  7. Di samping itu hal yang harus diperhatikan pembentukan SDM berkualitas imani bukan hanya tanggung jawab pendidik semata, tetapi juga para pembuat keputusan politik, ekonomi, dan hukum sangat menentukan.
  8. Perlu dicatat bahwa akar kriminalitas, termasuk KKN, terjadi adalah akhlaq/perilaku manusianya yang teralienasi[18] dengan ajaran agamanya. Revolusi terhadap perilaku manusia merupakan basis dari gerakan pembaharuan yang benar. Oleh sebab itu sangat diperlukan co-responsible for finding solutions. [19]Untuk melakukan revolusi tersebut maka musti diawali dengan revolusi pemikiran (Taghyiir al Afkaar) dan pemahaman manusia terhadap islam.
v Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang diakibatkannya.
Peradaban barat modern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah swt dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi[20]) sifat-sifat Ke Maha Muliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ilmu pengetahuan yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah saw yang dipelajari melalui agama adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah swt, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu sumber yang sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh alam semesta. Dalam membicarakan tentang iptek mulai dikaitkan dengan moral dan agama.
Di negara ini gagasan tentang pendidikan imtak dan iptek sudah lama di gulirkan seperti yang diterapkan BJ.Habibie karena adanya problem dikotomi antara apa yang di namakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmiu agama (islam) juga disebabkan adanya  kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam sistem pendidikan di Indonesia tampaknya berjalan sendiri tanpa dukungan asas iman dan taqwa yang kuat sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan manfaat  untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Secara lebih spesifik integrasi pendidikan imtak dan iptek di perlukan karena empat alasan :
1. Iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bias disalah gunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif[21].
2. Iptek yang menjadi dasar modernisme[22], telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularisme[23], materialisme[24]dan hedonisme[25] yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang di anut oleh bangsa Indonesia.
3. Dalam kehidupan, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai surgawi( kebutuhan spiritual) oleh karena itu, penekanan pada salah satu sisi, akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hipnat kebijaksanaan tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
4. Imtak menjadi landasan dan dasa paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi,seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan peradaban modern. Iptek terdiri dari dua hal yaitu ilmu pengetahuan dan tekonologi, dua hal yang memiliki arti dan peranan masing-masing dalam kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dapat didefinisiikan sebagai segala hal yang diketahui manusia dengan pancaindra dan intuisi serta sudah diproses sedemikian rupa sehingga objektif dan kebenarannya dapat diuji secara ilmiah. Teknologi, dilain pihak merupakan salah satu produk dari ilmu pengetahuan yang berwujud maupun berupa bentuk. Al-qur’an sendiri diturunkan pertama kali di Gua Hira berhubungan dengan kegiatan mencari pengetahuan, yaitu iqra’ yang berarti membaca, memahami, meneliti, melakukan eksperimen, dan penyelidikan- penyelidikan secara ilmiah, untuk menemukan penemuan-penemuan baru terkait dengan perkembangan dunia nyata. Jadi, membaca berkaitan dengan upaya seseorang dalam mencari pengetahuan dari alam ciptaan Allah swt. Oleh karena itu, Allah swt memberikan kekuatan untuk membaca, yaitu dengan akal pikiran yang dipandu dengan wahyu-Nya. Kecanggihan teknologi bagi umat muslim tak lain untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah, sehingga dapat di capai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Arah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibutuhkan agar dalam perkembangannya tidak menyimpang dari ketentuan hukum-hukum syarak, dan hanya mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia demi kepuasan intelektualitas.
Daftar Pustaka
Taufiq, Ahmad, dkk. 2012. Pendidikan Agama Islam. Surakarta: Yuma Pustaka.
http://riasyafa-selamanya.blogspot.com/2013/03/islam-dan-perkembangan-ilmu-pengetahuan.html


[1] Daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati.
[2] Hal-hal yang dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
[3] Mengandung beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit, dan saling berhubungan.
[4] Pelaksanaan; penerapan.
[5] Situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian
[6] Proses menjadikan nyata; perwujudan.
[7] Agama islam
[8] “bukan materi” yang merujuk kepada adanya kekuatan gaib, keimanan, adanya setan, adanya Tuhan/Allah, kepercayaan, agama, paranormal, psikik, yang bahkan didunia psikologi dan psikiatri sendiri tidak digunakan.
[9] Watak yang sebenarnya dari sesuatu; isi; pokok; inti.
[10] Berhubungan dengan (berciri seperti) konsep.
[11] Teratur menurut sistem; dengan cara yang diatur baik-baik.
[12] Pencatat-an atau pengumpulan data.
[13] Perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb).
[14] Pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini.
[15] Keadaan yang sangat sederhana; belum maju.
[16] Hukum yang bersendi ajaran islam; hukum islam.
[17] Orang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
[18] Terasing
[19] Bertanggung jawab menemukan solusi.
[20] Perwujudan atau bentuk dari sesuatu yang tidak kelihatan.
[21] Merusak
[22] Gerakan yang bertujuan menafsirkan kembali dokrin tradisional,menyesuaikannya dengan aliran-aliran modern dalam filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan
[23] Paham atau pandangan yang berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pada ajaran agama.
[24] Pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan.
[25] Pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
 sumber
http://iraameliya.blogspot.com/2014/04/islam-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi.html

Share on Google Plus

About Epal Yuardi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment