Orientasi
Dan Ruang Lingkup Bimbingan Dan Konseling
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah
Bimbingan Konseling
Disusun Oleh :
Efal Yuardi
Rini nuriani
Dosen
Pembimbing :
HARMALIS, S.Psi
MAHASISWA JURUSAN
TARBIYAH PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN
BAHASA ARAB (PBA) V
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KERINCI
TAHUN AKADEMIK
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
hidayah_Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan jali ini kami dapat
menyelesaikan tugas terstruktur mata kuliah bimbingan konseling
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada
junjungan kita yaitu Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari alam yang
gelap gulita menuju alam yang terang benderang rahmatan lil’alamiin.
Kemudian
penulis banyak mengucapkan ribuan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing
kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang singkat ini, yang masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisannya maupun kesalahan lainnya yang terdapat
dalam makalah ini, untuk itu kami sangat membutuhkan sekali kritik beserta
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang akan datang, akhir kata
penulis mengucapkan ribuan terima kasih.
Pemakalah
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan
bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia.
Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling
tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak
dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam.
Bimbingan
dan konseling juga haruslah dikenalkan kepada setiap peserta didik sejak dini
dan karena layanan bimbingan dan konseling ini haruslah diperkenalkan kepada
saat yang tepat dan jangan sampai menjadi salah sasaran. Dalam hal ini pula
cakupan bimbingan dan konseling haruslah sesuai dengan apa yang diharapkan dari
tujuan bimbingan dan konseling ini. Karena dalam kehidupan di sekolah sering
terjadi pemahaman yang salah tentang bimbingan dan konseling dimata para
pendidik maupun peserta didik itu sendiri yang notabennya menjadi objek kajian
bimbingan dan konseling
Oleh
karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang orientasi dan ruang
lingkup yang harus di capai bimbingan dan konseling, melalui tulisan ini akan
dipaparkan tentang orientasi atau pengenalan dan ruang ingkup bimbingan dan
konseling.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Orientasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah ?
2. Bagaimanakah Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Penulisan Makalah ini diharapkan
unutuk ;
1. Untuk mengetahui Orientasi Orientasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
2. Untuk mengetahui Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
ORIENTASI DAN RUANG
LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Orientasi Bimbingan dan Konseling
Orientasi yang dimaksudkan
disini ialah “Pusat Perhatian” atau “Titik Berat Pandangan”. Misalnya,
seseorang yang berorientasi ekonomi dalam ekonomi dalam peergaulan, maka ia
akan menitik beratkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan
untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang
lain, sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan sebagai
lapangan tempat dilangsungkannya ibadah menurut ajaran agama.
Layanan orientasi
yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta
didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami
lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik dilingkungan yang baru
ini.[1]
1. Orientasi Perseorangan
Misalnya seorang
Konselor memasuki sebuah kelas, didalam itu ada sejumlah orang siswa. Apakah
yang menjadi titk berat pandangan konselor berkenaan dengan sasaran layanan,
yaitu siswa-siwa yang hendaknya memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Semua itu secara keseluruha masing – masing siswa seorang demi seorang?
“Orientasi Perseorangan” Bimbingan dan Konseling menghendaki agar konselor
menitik beratkan pandangan pada siswa
secara individual, satu
persatu siswa harus dapat perhatian. Pemahaman konselor yang baik
terhadap keseluruhan siswa sebagai kelompok dalam kelas itu penting juga,
tetapi arah pelayanan dan kegiatan bimbingan ditunjukkan kepada masing – masing
siswa. Kondisi keseluruhan (kelompok) siswa itu merupakan konfigurasi (bentuk
keseluruhan) yang dampak positif dan negatifnya terhadap siswa secara
individual harus diperhitungkan.
Berkenaan dengan isu
“Kelompok” atau “Individu”, konselor memilih individu sebagai titik berat
pandangannya. Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai
lapangan yang dapat memberian pengariuh tertentu terhadap individu dengan kata
lain, kelompok dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kepentingan kebahagiaan
individu, dan bukan sebaliknya. Pemusatan terhadapa individu itu sama sekali
tidak berarti mengabaikan kepentingan kelompok, dalam hal ini kepentingan
kelompok diletakkan dalam kaitannya hubungan timbal balik yang wajar
antar individu dan kelompoknya. Kepentingan Kelompok dalam arti misalnya
keharuman nama citra kelompok, keseriaan pada kelompok, kesejahteraan kelompok,
dan sebagainya tidak akan terganggu oleh pemusatan pada kepentingan dan
kebahagiaan individu yang menjadi angota kelompok itu. Kepentingan kelompok
justru dikembangkan dan ditingkatkan melalui terpenuhinya kepentingan dan
tercapainya kebahagiaan individu, apabila secara individual para anggota
kelompok itu dapat terpenuhi kepentingannya dan merasa bahagia dapat diharapkan
kepentingan kelompok pun akan terpenuhi pula. lebih lebih lagi, pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang berorientasikan individu itu sama sekali tidak boleh
menyimpang ataupun bertentangan dengan nilai – nilai yang berkembang didalam
kelompok sepanjang nilai – nilai itu sesuai dengan norma – norma umum yang
berlaku.[2]
Sejumlah Kaidah yang
berkaitan dengan orientasi perorangan dalam Bimbingan dan Konseling dapat di
catat sebagai berikit :
a. Semua Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan Bimbingan dan
Konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu
yang menjadi sasaran layanan.
b. Pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan
individu untuk memahami kebutuhan – kebutuhanya, motivasi-motivasinya, dan
kemampuan – kemampuan potensialnya, yang semuanya unik, serta untuk membantu
individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi, dan potensinya itu kearah
pengembangan yang optimal, dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan
lingkungannya.
c. Setiap Klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara
individual (Rogers, Dalam McDaniel, 1956).
d. Adalah menjadi tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemampuan, dan
perasaan klien serta untuk menyesuaikan program – program pelayanan dengan
kebutuhan klien setepat mungkin. Dalam hal itu, penyelenggaraan rogram yang
sistematis untuk mempelajari individu merupakan dasar yang tak terelakkan bagi
berfungsinya program bimbingan.
2. Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan
dalam Bimbingan dan Konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan
perkembangan yang terjadi dan hendaknya diterjadikan pada individu. Bimbingan
dan Konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.
Ivey dan Rigazio
Digilio (dalam Mayers, 1992) menekankan bahwa orientasi perkembangan justru
merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Perkembangan merupakan
konsep inti dan terpadukan, serta menjadi tujuan dari segenap layanan Bimbingan
dan Konseling. Selanjutnya ditegaskan bahwa, praktek Bimbingan dan Konseling
tidak lain adalah memberikan kemudahan yang berlangsung perkembangan yang
berkelanjutan. Permasalahn yang dihadapi individu harus diartikan sebagai
terhalangnya perkembangan, dan hal itu semua mendorong konselor dank lien
bekerja sama untuk menghilangkan penghalang itu serta mempengaruhi lajunya
perkembangan klien.
3. Orientasi Permasalahan
Ada yang mengatakan
bahwa hidup dan berkembang itu mengandung resiko. Perjalanan kehidupan dan
proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak mengalami hambatan
dan rintangan. Padahal tujuan umum Bimbingan dan Konseling, sejalan dengan
tujuan hidup dan perkembangan itu sendiri, ialah kebahagiaan. Hambatan dan
rintangan dalam perjalanan hidup dan perkembangan pastilah mengganggu
tercapainya kebahagiaan itu. Agar tujuan hidup dan perkembangan, yang
sebagainya adalah tujuan Bimbingan dan Konseling, itu dapat tercapai dengan
sebaik baiknya, maka resiko yang mungkin menimpa kehidupan dan
perkembangan itu harus selalu di waspadai. Kawaspadaan terhadap timbulnya
hambatan dan rintangan itulah yang melahirkan konsep orientasi masalah dalam
pelayanan Bimbingan dan Konseling.
B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
Ruang lingkup
Bimbingan dan Konseling di Sekolah mencakup upaya bantuan yang meliputi bidang
bimbingan pribadi, Bimbingan Sosial, Bimbingan Belajar dan bimbingan karier.
1. Bidang Bimbingan Pribadi Sosial
Dalam Bimbingan
Pribadi, membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan
rohani. Dalam bidang bimbingan social, membantu siswa mengenal dan berhubunghan
dengan lingkungan social yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab
kemasyarakatan dan kenegaraan. Bimbingan Pribadi-Soaial berarti bimbingan dalam
menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam
dirinya sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang,
penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan
kemanusiaan dengan sesama diberbagai lingkungan (Pergaulan Social).
Dalam bidang ini dapat
dirinci menjadi Pokok-pokok berikut:
- Pemantapan
sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan alam beriman dan bertakwa
terhadap tuhan yang maha esa.
- Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dan mengembangkannya untuk
kegiata-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari
hari maupun peranan dimasa depan.
- Pemantapan pemahaman tentang bakat dan
minat pribadi serta penyaluran dan mengembangkannya melalui
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
- Pemantapan pemahaman tentang kelemahan
diri dan usaha-usaha penanggulanga
- Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan.
- Pemantapan
kemampuan megarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
- Pemantapan dalam perencanaan dan
penyelengaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Dalam bidang Bimbingan social, bidang
ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
- Pemantapan
kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara
efektif.
- Pemantapan kemampuan menerima dan
menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara Dinamis, kreatif dan
produktif.
- Pemantapan
kemampuan bertingkah laku dalam hubungan social, baik di rumah, di
sekolah, maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata karma,
sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan
yang berlalu.
- hubungan yang Dinamis, harmonis dan
produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, disekolah yang
lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
- Pemantapan pemahaman kondisi dan
peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan
bertanggung jawab.
- Orientasi tentang hiddup berkeluarga.
2. Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan
belajar, membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang
baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Bimbingan belajar atau akademik ialah
bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat dalam memillih program studi
yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan
dengan tuntutan-tuntutan brelajar di suatu instansi pendidikan.
Bidang ini dapat dirinci menjadi
pokok-pokok berikut :
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta
produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap
terhadap guru dan nara sumber lainnnya, mengerjakan tugas mengembangkan
keterampilan dan menjalani program penilaian.
b. Pemantapan system belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun
berkelompok.
c. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai dengan
perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.
d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondidi fisik, social, dan budaya yang
ada dilingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan
keterampilan dan pengembangan diri.
e. Orientasi di perguruan tinggi.
3. Bidang Bimbingan Karier
Bimbingan karier ialah
bimbingan dalam mempersiapkan diri mengahadapi dunia pekerjaan, dalam memilih
lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali dirinya supaya
siap memangku jabatan itu, dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari
lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
Dalam bidang bimbingan
karier membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang
ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
dikembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier
yang dikembangkan.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi. Khususnya
sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.[3]
[1]Dewa Ketut Sukardi dan
Desak P.E kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2008) 56
[3]
H. Prayitno dan Erman
Amti, ibid. 34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orientasi
yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami
lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki konsel, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya konseli dilingkungan yang baru. Tujuan pelayanan
orientasi ditunjukkan untuk siswa baru dan untuk pihak – pihak lain (terutama
orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama
penyesuaian siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki.
Konsep-Konsep
Pokok orientasi Bimbingan dan Konseling sebagai berikut:
· Orientasi Perorangan
(Individu)
· Orientasi Perkembangan
· Orientasi Permasalahan
· Ruang lingkup kerja
bimbingan dan konseling
Sedangkan Ruang lingkup Bimbingan dan
Konseling adalah sebagai berikut :
· Bidang Bimbinga
Pribadi Sosial
· Bidang Bimbingan
Belajar
· Bidang Bimbingan
Karier
B. Kritik dan Saran
Alhamdulillah
berkat pertolongan Allah yang maha Esa, akhirnya penullis bisa menyelesaikan
tugas makalah Orientasi dan ruang lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Terkait dengan Penulisan Makalah Orientasi dan Ruang Lingkup Bimbingan
dan Konseling, Penulis sangat menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan didalamnya, dari itu penulis sangat berharap kritik Konstruktif
dan improvement kapada semua pembaca umumnya dan Dosen
Pengajar Bimbingan dan Konseling di Lingkungan STAIN Kerinci, yaitu Bapak. HARMALIS, S.Psi, khususnya. baik itu dari penulisan,
keabsahan data maupun sumber refrensi yang mendukung. Karena penulis sangat
menyadari bahwa penulis masih dalam tahap belajar untuk lebih baik dalam segala
hal, semoga kedepannya lebih baik. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prayitno,
H. dan Amti Erman. (2004). Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta : Rineka Cipta.
2. Sukardi,
Dewa Ketut, dan Kusmawati, Desak Nila. (2008). Proses Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
3. many.blogspot.co.id/2014/04/orientasi-dan-ruang-
0 komentar:
Post a Comment