PEMBAGIAN ISTI’AARAH KEPADA MURASYSYAHHAH, MUJARRADAH,DAN
MUTHLAQAH
MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliyah
BALAGHAH I
Disusun
Oleh :
1.
EFAL YUARDI
2.
MALINDO
3. DESI
HELI KARTIKA
Dosen
Pembimbing :
NOZA AFLESIA, M,
Pd. I
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI
PRODI BAHASA ARAB (III)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN)
KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Secara
ilmiah, balaghah merupakan suatu disiplinan ilmu yang berlandaskan kepada
kejernihan jiwa dan ketelitian keindahandan kejelasan perbedaan yang samar
antara macam-macam uslub(ungkapan). Kebiasaan mengkaji balaghah merupakan modal
pokok dalam membentuk tabiat kesastraan dan menggiatkan kembali beberapa bakat
yang terpendam. Untuk mencapai tingkatan itu seorang siswa harus membaca
karya-karya sastra pilihan, memenuhui dirinya dengan pancaran tabiat sastra,
menganalisis dan membanding-bandingkan karya-karya sastra, dan harus memiliki
kepercayaan diri sendiri sehingga mampu menilai baik dan jelek terhadap suatu
karya sastra sesuai dengan kemampuannya.
Bertitik
tolak dari hal tersebut maka penulis tertarik untuk memuat salah satu bagian
dari balaghah tersebut yaitu pembagian isti’aarah kepada murasysyahhah,
mujarradah,dan muthlaqah. Penulis menyadari didalam makalah sangat jauh
dari kesempurnaan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian sangat
diharapkan sebagai kontribusi merevisi
makalah ini.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksudkan dengan isti’aarah?
2. Apa
yang dimaksudkan dengan murasysyahhah?
3. Apa
yang dimaksudkan dengan mujarradah?
4. Apa
yang dimaksudkan dengan muthlaqah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PEMBAGIAN ISTI’AARAH KEPADA MURASYSYAHHAH, MUJARRADAH,DAN
MUTHLAQAH
1.
Isti’arah murasysyahah (المرشّحة)
Isti’arah murasysyahah
yaitu suatu ungkapan majaz yang diikuti oleh kata-kata yang cocok untuk musyabbah
bih.
Contoh firman Allah swt
dalam surah al-Baqarah ayat 16:
y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#ãruŽtIô©$# s's#»n=žÒ9$# 3“y‰ßgø9$$Î $yJsù Mpt¿2u‘ öNßgè?t»pgÏkB $tBur (#qçR%x. šúïωtGôgãB
Artinya:
“Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka
mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah: 16)
Pada ayat diatas
terdapat ungkapan-ungkapan majaz, yaitu"اشتروا" kata
tersebut merupakan bentuk majaz
dari kata
"تبادلوا" yang bermakna menukar. Pada kalimat
berikutnya mulaim (kata-kata yang sesuai untuk musyabbah atau musyabbah
bih) yaitu ungkapan "ربحت تجارتهم" ungkapan tersebut sesuai untuk
musyabbah yaitu ."اشتروا"Jika mulaim pada
suatu ungkapan majaz cocok untuk musyabbah maka dinamakan isti’arah
mujarrodah.
2.
Isti’arah Muthlaqah (المطلقة)
Isti’arah muthlaqah
ialah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik yang cocok bagi musyabbah
bih maupun musyabbah.[1]
Contoh:
يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ
اللهِ
Artinya:
“mereka membuka janji Allah”
Pada potongan ayat di
atas terdapat ungkapan majaz yaitu kata
"ينقضون". Kata tersebut bermakna menyalahi yang
diserupakan dengan "يفتحون"
yang bermakna ‘membuka tali’.
Pada ungkapan majaz
tersebut tidak terdapat mulaim yang cocok untuk salah satu dari tharafain
(musyabbah bih dan musyabbah).
3.
Isti’arah Mujarradah (المجرّده)
Isti’arah Mujarrodah
ialah isti’arah yang disertai dengan kata-kata yang cocok bagi musyabbah.
Contoh:
فِيْ بَيْتِيْ أَسَدٌ يُصْلِحُ
دَرَّاجَتَهُ
Artinya:
“dirumahku ada singa yang sedang memperbaiki
sepedanya”.
Maksudnya adalah ada
orang yang seperti singa. Kata “memperbaiki sepeda” pantas dan cocok
bagi musyabbah yaitu orang berani. Isti’arah seperti ini
dinamakan mujarradah.[2]
[2]
http://azarasidi.blogspot.com/2011/12/pembagian-isti’aarah-kepada-mursyahah-mujarradah-dan-muthlaq.html,7;05 pm
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dilihat dari pengkiasan musyabbah
dan musyabbah bih-nya, isti’arah dibagi menjadi tiga macam:
a. Al-Isti’arah
al-Murasysyahah: yaitu isti’ârah yang disebutkan pengkiasan
pada musyabbah bih-nya
b. Al-isti’ârah
al-Mujarradah: yaitu isti’ârah yang
disebutkan pengkiasan pada musyabbah-nya
c) Al-Isti’ârah
al-Muthlaqah: yakni isti’ârah yang tidak
disebutkan pengkiasan pasa musyabbah dan musyabbah bih-nya,
ataupun disebutkan keduanya secara bersamaan
- KRITIK DAN SARAN
Dalam penulisan makalah ini sebagai
manusia biasa yang mempunyai kesalahan dan kekhilafan penulis menyadari bahwa
terdapat banyak kesalahan, baik itu dari segi penulisan, pemaparan pembahasan,
ataupun kesalahan yang lainnya. Untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran
dari para pembaca demi kelancaran penulisan makalah-makalah selanjutnya.
0 komentar:
Post a Comment