MAKALAH SARANA BERRPIKIR ILMIAH
Diajukan untuk
Dipresentasikan dalam
Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Oleh:
YESI
YUARDANI
Dosen Pembimbing;
Zulfikri
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
HAJI DAN UMROH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
1441 H/2020 M
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Adapun sarana berpikir ilmiah adalah :
bahasa, logika, matematika dan statistika. Keempat sarana berpikir ilmiah ini
sangat berperan dalam pembentukan ilmu yang baru. Syarat suatu ilmu adalah bila
ilmu itu sesuai dengan pengetahuannya dan sesuai dengan kenyataannya, atau
dengan kata lain suatu ilmu itu berada di dunia empiris dan dunia rasional,
seperti yang tertera pada bagan 1. Andaikan ilmu itu bergerak dari khasanah
ilmu yang berada di dunia rasional, kemudian ilmu itu mengalami proses deduksi.
Dalam proses deduksi ini, sarana berpikir ilmiah yang berperan
adalah logika dan matematika.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan Bahasa sebagai sarana ilmiah?
2.
Apa yang
dimaksud dengan Matematika sebagai sarana ilmiah?
3.
Apa yang
dimaksud dengan Statistika sebagai sarana ilmiah?
4.
Apa yang
dimaksud dengan Logika sebagai sarana ilmiah?
C.
Tujuan
penulisan
Untuk
mengetahui dan mejelaaskan tentang:
1.
Bahasa
sebagai sarana ilmiah
2.
Matematika
sebagai sarana ilmiah
3.
Statistika
sebagai sarana ilmiah
4.
Logika
sebagai sarana ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa
penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan
berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan
metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir
ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah.
A.
Bahasa
sebagai sarana ilmiah
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun
Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang
yang membentuk makna. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diterangkan
bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan pada bunyi, lambang,
sistematika, komunikasi.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang
dicirikan sebagai;
1. serangkaian bunyi yang digunakan sebagai alat
komunikasi;
2. lambang dari serangkaian bunyi yang membentuk
arti tertentu.
Dengan bahasa manusia dapat mengkomunikasikan
segenap pengalaman dan pemikiran mereka. Pengalaman dan pemikiran yang
berkembang membuat bahasa pun ikut berkembang.[1]
Bahasa dalam kegiatan ilmiah memiliki
ciri bahwa komunikasi ilmiah bertujuan menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan.
Jadi bahasa itu media untuk mengkomunikasikan sesuatu berupa pengetahuan.
Bahasa ilmiah berlaku umum dalam pengetahuan.[2]
Bahasa dalam komunikasi ilmiah
memiliki paling tidak empat hal yang harus dipatuhi :
1. Bahasa yang dipakai harus bebas dari unsur
emosi atau bahasa dalam komunikasi ilmiah harus meminimalkan unsur emosi.
Bahasa ilmiah itu bukan merupakan kalimat aktif tetapi lebih kepada kalimat
pasif, karena untuk membebaskan diri dari emosi. Contoh jika kita menulis kata
"aduh", ini akan berbeda dengan kalau kita mengatakan
"aduuuuh".
Oleh
sebab itu Bahasa yang dipakai dalam unsur kegiatan ilmiah atau penulisan karya
ilmiah tidak menimbulkan emosi yang pembacanya, maksudnya emosi dalam
pengertian tidak memberikan makna lain kepada apa yang dibaca.
Oleh sebab itu kalimat pasif lebih ditonjolkan, karena untuk menghindari
unsur-unsur emosi. Jadi tidak bisa memuat emosi yang meledak-ledak, kecuali
memang itu produk bahasa yang harus bermuatan emosi seperti produk karya
ilmiah.
2. Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif.
Hal ini maksudnya adalah mengajak berpikir pembacanya, apa yang dibaca dengan
apa yang ditangkap, apa yang disampaikan melalui yang dibaca dengan apa yang
ditangkap harus sama. Kalau multi tafsir atau ambigu, maka komunikasi ilmiah
tidak reproduktif atau bermakna.
3. Istilah. Ada batasan istilah definisi
operasional adalah dalam rangka mendudukan definisi dari sesuatu istilah yang
diperlukan dalam suatu struktur atau karya ilmiah. Dengan adanya definisi ini
diharapkan dari awal kita membaca suatu produk karya ilmiah, orang lain akan
terposisikan seperti apa yang menjadi harapan kita yang memposisikan.
Istilah
yang dipakai harus sama. Sehingga kita temui dalam karya ilmiah ada key word
(kata kunci), atau glossary dan lain-lain, ini semua dalam rangka definisi yang
dipakai dalam penggunaan-penggunaan kata atau kalimat dalam struktur karya
ilmiah.
4. Dalam karya ilmiah sering ditemui
"Pernyataan" (menyatakan sesuatu). Bahasa dalam komunikasi ilmiah,
sering tidak kita sadari bahwa pernyataan-pernyataan itu berdasarkan fakta dan
data dan bukan berdasarkan angan-angan atau bukan mimpi seseorang.[3]
Bahasa memiliki peran yang tidak kecil :
·
Membuat
manusia berpikir secara abstrak
·
Dapat
berpikir berlanjut
·
Dapat
membuat teratur dan sistematis
·
Dapat
mengakomodasikan yang kita pikirkan ke orang lain.
B.
Matematika
sebagai sarana ilmiah
Matematikan adalah bahasa yang eksak, cermat
dan bebas emosi. Lambang matematika bersifat artifisial, maksudnya baru punya
arti setelah sebuah makna diberikan, contohnya membuat tanda panah, itu bisa
lebih besar setelah kita memberi makna lima lebih besar dari dua, atau
sebaliknya missal lebih kecil dan lain-lain.
Matematika melakukan pengukuran secara
kuantitatif. Bahasa verbal hanya mampu menyatakan yang kuantitatif. Contoh :
rumah ini lebih besar, rumah itu lebih keci (ini bahasa verbal karena tidak
tahu besarnya seperti apa dan kecil sepeti apa). Beda dengan bahasa matematik,
rumah ini dua kali lebih besar dari rumah itu, jadi lebih eksak atau lebih nyata
dan kuantitatif.
Sifat kuantitatif dari matematika inilah
yang meningkatkan daya prediktif dan kontrol ilmu. Contoh : pada yang
berkepentingan ini lebih besar dari itu, ini lebih kecil, itulah kontrol ilmu
dan sekaligus daya prediktif dari yang disebut dari matematik. Matematika dan
berpikir deduktif itu memiliki kaitan yang sangat erat. Seorang ahli matematika
Wittgenstein menyatakan bahwa matematika adalah metode berpikir logis.
Sedangkan Bertrand Ruseell mengatakan
matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah masa kecilnya
matematika. Teori inilah yang paling terkenal sampai dengan saat ini, dan
sangat popular di kalangan ilmuwan. Matematika bersifat empiris, karena
matematika pada proses penalaran deduktif, proses penalaran deduktif adalah
sesuatu yang empiris yang didapat dari matematika. Namun matematika
bukanlah pengetahuan mengenai objek tertentu. Tetapi cara berpikir untuk
mendapatkan pengetahuan. Kebenaran matematika tidak ditentukan oleh pembuktian.
Peranan Matematiki sebagai sarana berfikir
ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang mempunyai kemampuan sebagai berikut:[4]
1.
Menggunakan
algoritma.
2.
Melakukan
manupulasi secara matematika.
3.
Mengorganisasikan
data.
4.
Memanfaatkan
symbol, table dan grafik.
5.
Mengenal
dan menenukan pola.
6.
Menarik
kesimpulan.
7.
Membuat
kalimat atau model matematika.
8.
Membuat
interpretasi bangun geometri.
9.
Memahami
pengukuran dan satuanya.
10.
Menggunakan
alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika,
kalkulator, dan komputer.
C.
Statistik
sebagai sarana ilmiah
Statistika memberikan cara untuk dapat
menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan cara hanya mengamati sebagian
populasi. Statistika mengambil sebagian saja sebagai populasi, untuk menarik
sesuatu yang bersifat berlaku bagi semua populasi. Penarikan-penarikan sample
dari populasi ini merupakan hal yang sangat menarik dalam statistika, karena
memiliki cara-cara tertentu dan metode-metode tertentu, yang semakin hari
tingkat kecanggihan semakin tinggi.[5]
Penarikan kesimpulan secara statistika
memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan ilmiah secara ekonomis. Bisa
dibayangkan, jika tidak menggunakan statistika, kita tidak dapat memprediksi
kemenangan dalam suatu pemilihan umum, contoh untuk mepredik seseorang menang atau
kalah dalam kontes pemilihan umum.
Statistika alat yang memungkinkan kita untuk
menarik kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang. Kalau kita bicara alat,
tergantung dari bagaimana atau siapa yang menggunakan alat itu. Jadi statistika
adalah alat. Mau kita jadikan alat untuk menipu tingkat tinggi, atau mau kita
gunakan sebagai alat untuk mencari kebenaran, semuanya tergantung kepada diri
kita sendiri.
Jadi statistika merupakan sekumpulan
metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis
data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil
suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian
serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas dan hampir
semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen. Peranan statiska
diterapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman modal,
kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan
ekonomi, auditing, pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
1.
Alat untuk
menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.
2.
Alat untuk
menguji validitas dan reliabilitas instrumen..
3.
Teknik
untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
4.
Alat untuk
analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
D.
Logika
sebagai sarana ilmiah
Logika berasal dari bahasa Latin, dari kata
“logos” yang berarti perkataan atau sabda. Logika berasal dari kata Yunani
Kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat
kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai Ilmu, logika disebut
dengan logike episteme (Latin:logica scientia) atau ilmu logika (ilmu
pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan
teratur. Ilmu di sini mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan
pengetahuan ke dalam tindakan.
Kata logis yang digunakan ini bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Buah dari berpikir yaitu pengetahuan. Berpikir yaitu suatu proses, proses
berpikir ini bisa disebut sebagai bernalar.
Menurut Irving M .Copi dalam Mundiri (2009)
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asas, aturan, dan
prosedur penalaran yang benar. Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika
mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah berpikir
yang benar. Dengan logika dapat dibedakan antara proses berpikir yang benar dan
proses berpikir yang salah.
Susanto (2011) mengatakan ada tiga aspek
penting dalam memahami logika:
1.
Pengertian,
pengertian merupakan tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi
tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan hasil
pengetahuan manusia mengenai realitas.
2.
Proposisi
atau Pernyataan, adalah rangkaian dari pengertian yang dibentuk oleh akal budi,
atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat di antara dua term.
3.
Penalaran,
yaitu suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan.
Cecep Sumarna (2008) mengatakan ada dua cara penarikan
kesimpulan melalui cara logika yakni Induktif dan Deduktif.
Suatu penarikan kesimpulan baru
dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut
cara tertentu, cara penarikan kesimpulan itu disebut logika, di mana logika
secara luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara
sahih. Dalam logika, berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan
ketepatan , karena berpikir lurus dan tepat, merupakan objek formal logika.
Logika sebagai sarana berpikir ilmiah
adalah suatu anugerah yang miliki oleh setiap manusia dalam menjalankan
fungsinya baik sebagai makhluk individu (untuk memikirkan hal-hal yang
menyangkut pribadinya), makhluk social (untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan
dengan lingkungan sekitarnya), makhluk roh (untuk memikirkan hal-hal yang
berhubungan kehidupan spiritualnya). Kemampuan dalam mengambil keputusan
bergantung kepada seberapa besar logika tersebut digunakan secara sadar dan
terkontrol.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Bahasa merupakan
alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah.
Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai
serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, diterangkan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang
arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan
pada bunyi, lambang, sistematika, komunikasi.
2.
Matematikan
adalah bahasa yang eksak, cermat dan bebas emosi. Lambang matematika bersifat
artifisial, maksudnya baru punya arti setelah sebuah makna diberikan, contohnya
membuat tanda panah, itu bisa lebih besar setelah kita memberi makna lima lebih
besar dari dua, atau sebaliknya missal lebih kecil dan lain-lain. Matematika
melakukan pengukuran secara kuantitatif. Bahasa verbal hanya mampu menyatakan
yang kuantitatif.
3.
Statistika
memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan cara hanya
mengamati sebagian populasi. Statistika mengambil sebagian saja sebagai
populasi, untuk menarik sesuatu yang bersifat berlaku bagi semua populasi.
Penarikan-penarikan sample dari populasi ini merupakan hal yang sangat menarik
dalam statistika, karena memiliki cara-cara tertentu dan metode-metode
tertentu, yang semakin hari tingkat kecanggihan semakin tinggi.
4.
) Logika
adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asas, aturan, dan prosedur
penalaran yang benar. Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan
manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah berpikir yang benar. Dengan
logika dapat dibedakan antara proses berpikir yang benar dan proses berpikir
yang salah
DAFTAR PUSTAKA
Farista, Irsady. “Sarana Berpikir Ilmiah”. Wordpress.com
“Sarana
Berpikir Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu”. Kompassiana. 21 November 2020
Burhanuddin, Afid. “Saraba Berpikir Ilmiah
Dalam Filsafat Ilmu”. Wordpress.com. 23 September 2013
“Logika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah”. Shekinah
Glory Foundation. 31 Januari 2019
[1] Irsady Farista,
“Sarana Berpikir Ilmiah”, Wordpress.com
[2] “Sarana Berpikir
Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu”, kompassiana, 21 November 2020
[3] “Sarana Berpikir
Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu”, kompassiana, 21 November 2020
[4] Afid Burhanuddin,
“Saraba Berpikir Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu”, Wordpress.com, 23
September 2013
[5] Ibid
[6] “Logika Sebagai Sarana
Berpikir Ilmiah”, Shekinah Glory Foundation, 31 Januari 2019
0 komentar:
Post a Comment